Program KEJAR: Membangun Budaya Menabung Sejak Dini untuk Generasi Indonesia yang Literat Keuangan – Di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital dan tuntutan akan kemandirian finansial, pentingnya literasi keuangan semakin mendesak untuk ditanamkan sejak usia dini. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menunjukkan komitmen seriusnya dalam hal ini dengan meluncurkan dan mengakselerasi implementasi Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR). Program ini bukan sekadar inisiatif pembukaan rekening tabungan; ini adalah sebuah gerakan nasional yang bertujuan untuk membentuk karakter budaya menabung pada peserta didik di lembaga keuangan formal, sekaligus membekali mereka dengan pemahaman dasar tentang pengelolaan finansial sejak bangku sekolah. KEJAR diharapkan menjadi fondasi kuat bagi terciptanya generasi muda Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga cakap dalam mengelola keuangan pribadi, mempersiapkan mereka menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Inisiatif ini lahir dari pemahaman bahwa kebiasaan baik perlu ditanamkan sejak dini. Menabung, yang merupakan salah satu pilar utama literasi keuangan, bukan hanya tentang mengumpulkan uang, tetapi juga tentang disiplin, perencanaan, dan pemahaman nilai uang. Dengan memiliki rekening tabungan sendiri di bank, para pelajar akan secara langsung berinteraksi dengan sistem keuangan formal, mempelajari cara kerja perbankan, dan memahami manfaat dari perencanaan finansial jangka panjang. Program KEJAR ini didukung penuh oleh regulasi dan kebijakan pemerintah, menunjukkan sinergi antarlembaga untuk mencapai tujuan nasional dalam meningkatkan inklusi keuangan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara menyeluruh.
Dasar Hukum yang Melandasi Program KEJAR: Komitmen Nasional terhadap Inklusi Keuangan
Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) bukanlah sebuah inisiatif yang berdiri sendiri tanpa dasar. Ia merupakan bagian integral dari strategi besar pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kemendikbudristek secara resmi mengakselerasi implementasi program ini melalui Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 8 Tahun 2022. Surat edaran ini ditujukan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, menegaskan pentingnya program ini dan urgensi pelaksanaannya di setiap satuan pendidikan.
Penerbitan surat edaran ini didasari oleh dua landasan hukum utama yang menunjukkan komitmen tingkat nasional:
1. Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif
Dokumen ini merupakan kerangka kerja strategis yang ditetapkan oleh Presiden untuk meningkatkan akses layanan keuangan formal bagi masyarakat Indonesia. Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki akses yang memadai terhadap berbagai produk dan layanan keuangan, seperti tabungan, kredit, asuransi, dan investasi.
SNKI mengakui bahwa inklusi keuangan bukan hanya tentang penyediaan layanan, tetapi juga tentang peningkatan literasi keuangan. Masyarakat harus memahami manfaat dan risiko dari produk keuangan agar dapat memanfaatkannya secara optimal. Dalam konteks pelajar, pembukaan rekening tabungan adalah langkah awal yang konkret dalam memperkenalkan mereka pada dunia keuangan formal, sehingga mereka tidak lagi asing dengan istilah-istilah perbankan dan dapat mulai membangun jejak finansial sejak dini. Program KEJAR menjadi salah satu pilar penting dalam mencapai target inklusi keuangan di segmen pelajar, yang merupakan bagian besar dari populasi Indonesia.
2. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung
Keppres ini menetapkan tanggal tertentu sebagai Hari Indonesia Menabung, sebuah inisiatif untuk menggalakkan kembali budaya menabung di seluruh pelosok negeri. Penetapan hari khusus ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam mendorong masyarakat untuk menabung, sebagai salah satu pilar ketahanan ekonomi individu dan keluarga.
Budaya menabung sendiri memiliki banyak manfaat, tidak hanya secara individu tetapi juga makro. Secara individu, menabung mengajarkan disiplin, perencanaan keuangan, dan kemampuan untuk menghadapi kebutuhan tak terduga atau mencapai tujuan finansial jangka panjang. Secara makro, peningkatan tingkat tabungan masyarakat berkontribusi pada stabilitas ekonomi nasional dan ketersediaan dana investasi.
Program KEJAR secara langsung mendukung semangat Hari Indonesia Menabung dengan menargetkan segmen pelajar. Dengan mewajibkan atau memfasilitasi setiap pelajar untuk memiliki rekening tabungan, pemerintah berupaya menanamkan kebiasaan positif ini sejak dini, jauh sebelum mereka memasuki dunia kerja. Ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar finansial dan memiliki perencanaan masa depan yang lebih baik.
Dengan adanya dua landasan hukum kuat ini, Program KEJAR bukan sekadar anjuran, melainkan sebuah mandat yang harus diimplementasikan secara serius oleh seluruh pemangku kepentingan di sektor pendidikan dan keuangan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk tidak hanya fokus pada pembangunan fisik dan infrastruktur, tetapi juga pada pembangunan karakter dan kapasitas sumber daya manusia Indonesia.
Implementasi Program KEJAR: Membangun Karakter Budaya Menabung Sejak Dini
Inti dari Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) adalah membangun pendidikan karakter budaya menabung sejak dini di lembaga keuangan formal bagi peserta didik. Ini bukan sekadar program administratif, melainkan sebuah inisiatif edukatif yang berjangka panjang. Kemendikbudristek melalui Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2022 memberikan arahan jelas mengenai langkah-langkah implementasi yang harus dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, serta satuan pendidikan di bawahnya.
Memastikan Seluruh Peserta Didik Memiliki Rekening Tabungan
Salah satu poin paling krusial dalam surat edaran tersebut adalah instruksi untuk memastikan dan memfasilitasi seluruh peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk memiliki rekening tabungan di bank. Ini adalah target ambisius yang memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.
Tujuan dari kewajiban ini adalah untuk menciptakan “literasi praktis” bagi pelajar. Dengan memiliki rekening sendiri, mereka akan terbiasa dengan:
- Proses Pembukaan Rekening: Memahami persyaratan dan prosedur yang diperlukan.
- Manajemen Rekening: Belajar untuk menyimpan uang, memeriksa saldo, dan memahami transaksi dasar.
- Keamanan Keuangan: Mengenal pentingnya menjaga kerahasiaan data rekening dan mengamankan dana.
- Akses ke Layanan Formal: Membangun kepercayaan terhadap lembaga keuangan formal sebagai tempat yang aman dan terpercaya untuk menyimpan uang.
Ini adalah langkah fundamental dalam menembus “barrier to entry” bagi banyak orang muda yang mungkin belum pernah berinteraksi dengan bank. Dengan adanya fasilitas dari sekolah, proses ini menjadi lebih mudah diakses.
Upaya Satuan Pendidikan untuk Mendukung Implementasi KEJAR
Surat Edaran Mendikbudristek juga merinci berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mendukung percepatan implementasi Program KEJAR:
a. Menjalin Kerja Sama dengan Sektor Perbankan
Satuan pendidikan didorong untuk menjalin kerja sama dengan sektor perbankan yang menyediakan produk tabungan khusus dengan segmentasi peserta didik. Salah satu produk unggulan yang sangat relevan adalah Simpanan Pelajar (Simpel/Simpel iB).
- Produk Simpel/Simpel iB: Ini adalah produk tabungan yang dirancang khusus untuk pelajar, dengan persyaratan yang sangat ringan (setoran awal kecil, bebas biaya administrasi bulanan) dan proses pembukaan yang mudah. Beberapa bank bahkan menyediakan layanan jemput bola di sekolah-sekolah untuk mempermudah proses pembukaan rekening secara massal. Kerja sama ini memastikan bahwa pelajar mendapatkan akses ke produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas finansial mereka.
- Bank Mitr: Sekolah dapat memilih bank yang memiliki jaringan luas atau yang memiliki kantor cabang terdekat, untuk memudahkan akses bagi siswa dan orang tua. Kerja sama ini bisa berupa sosialisasi di sekolah, pendampingan saat pembukaan rekening, hingga program edukasi keuangan bersama bank.
b. Menjalin Kerja Sama dengan Agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor (Laku Pandai)
Selain bank konvensional, satuan pendidikan juga didorong untuk menjalin kerja sama dengan agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (agen Laku Pandai) yang terdekat dengan satuan pendidikan. Dukungan sarana teknologi informasi juga penting dalam kerja sama ini.
- Agen Laku Pandai: Ini adalah perpanjangan tangan bank yang beroperasi di wilayah yang mungkin belum terjangkau oleh kantor cabang bank. Agen Laku Pandai dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dasar, seperti pembukaan rekening, setor tunai, dan tarik tunai.
- Aksesibilitas di Daerah Terpencil: Bagi sekolah di daerah terpencil atau sulit dijangkau bank, kerja sama dengan agen Laku Pandai menjadi solusi vital untuk memastikan aksesibilitas layanan perbankan bagi peserta didik. Ini memungkinkan pelajar di daerah tersebut untuk tetap memiliki rekening dan merasakan manfaat Program KEJAR.
c. Mendorong Koperasi Satuan Pendidikan Menjadi Agen Laku Pandai
Sebuah langkah inovatif lainnya adalah mendorong koperasi satuan pendidikan untuk menjadi agen Laku Pandai. Ini akan memungkinkan koperasi sekolah menyediakan layanan keuangan dasar seperti tabungan dan transaksi elektronik lainnya langsung di lingkungan sekolah.
- Koperasi Sekolah sebagai Pusat Layanan Keuangan Mini: Jika koperasi sekolah menjadi agen Laku Pandai, siswa dapat menyetor uang tabungannya, melakukan transaksi kecil, atau bahkan membayar iuran sekolah melalui koperasi. Ini akan menciptakan ekosistem keuangan mikro di dalam sekolah, memudahkan siswa untuk menabung secara teratur dan memahami fungsi transaksi elektronik.
- Penguatan Peran Koperasi: Langkah ini juga akan memperkuat peran koperasi sekolah sebagai lembaga yang tidak hanya menjual kebutuhan siswa, tetapi juga sebagai fasilitator literasi keuangan praktis.
Dengan berbagai upaya kolaboratif ini, diharapkan Program KEJAR dapat menjangkau seluruh pelajar di Indonesia, tidak peduli di mana pun lokasi sekolah mereka.
Program KEJAR sebagai Bagian dari Literasi Keuangan di Satuan Pendidikan
Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) bukan sekadar program pembukaan rekening tabungan massal. Lebih dari itu, ia ditekankan untuk menjadi bagian integral dari literasi keuangan di satuan pendidikan. Ini berarti bahwa keberadaan rekening bank bagi pelajar harus diiringi dengan pemahaman yang lebih luas tentang prinsip-prinsip pengelolaan keuangan.
Memasukkan Literasi Keuangan ke Dalam Kurikulum
Literasi keuangan mencakup berbagai aspek, mulai dari menabung, mengelola anggaran, memahami investasi, hingga mengenali risiko penipuan finansial. Dengan menjadikan Program KEJAR sebagai bagian dari literasi keuangan, sekolah didorong untuk:
- Mengintegrasikan Materi Keuangan ke dalam Pelajaran: Guru dapat menyisipkan konsep-konsep dasar keuangan ke dalam mata pelajaran yang relevan, seperti Matematika (perhitungan bunga, persentase tabungan), Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) (peran bank dalam ekonomi), atau Pendidikan Pancasila (nilai-nilai hemat dan tanggung jawab).
- Mengadakan Edukasi Keuangan: Sekolah dapat secara rutin mengadakan sesi edukasi keuangan melalui workshop, seminar mini, atau mengundang praktisi perbankan untuk berbagi pengetahuan tentang menabung, investasi sederhana, dan cara menghindari utang yang tidak perlu.
- Membentuk Kebiasaan Positif: Literasi keuangan yang paling efektif adalah yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Program KEJAR menyediakan platform nyata bagi siswa untuk mempraktikkan kebiasaan menabung. Sekolah dapat membuat program tabungan rutin, seperti setoran mingguan atau bulanan, yang kemudian disalurkan ke rekening bank siswa.
Manfaat Literasi Keuangan Sejak Dini
Penanaman literasi keuangan sejak dini memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan bagi pelajar:
- Meningkatkan Kesadaran Finansial: Siswa akan lebih sadar tentang bagaimana uang bekerja, pentingnya menabung, dan bagaimana mengelola pengeluaran.
- Membentuk Kebiasaan Baik: Kebiasaan menabung yang terbentuk sejak kecil cenderung akan terbawa hingga dewasa, menciptakan generasi yang lebih bertanggung jawab secara finansial.
- Mencegah Masalah Keuangan di Masa Depan: Dengan pemahaman yang baik tentang keuangan, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan finansial di masa depan, seperti menghindari jebakan utang atau investasi bodong.
- Meningkatkan Kemandirian: Kemampuan mengelola uang memberikan kemandirian kepada individu. Siswa akan belajar mengambil keputusan finansial yang tepat sejak dini.
- Mendukung Cita-cita Masa Depan: Dengan kebiasaan menabung dan perencanaan keuangan, siswa dapat mulai merencanakan untuk pendidikan tinggi, modal usaha, atau tujuan finansial lainnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, memahami betul bahwa pendidikan tidak hanya tentang akademik, tetapi juga tentang pembekalan keterampilan hidup. Literasi keuangan adalah salah satu keterampilan hidup esensial yang harus dimiliki setiap individu di era modern. Dengan mengintegrasikan Program KEJAR ke dalam literasi keuangan, pemerintah berupaya menciptakan generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga bijak dalam mengelola sumber daya, termasuk keuangan.
Kolaborasi dan Sinergi Program di Daerah: Kunci Keberhasilan Implementasi KEJAR
Keberhasilan implementasi Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) tidak hanya bergantung pada inisiatif dari pusat, tetapi sangat ditentukan oleh kolaborasi dan sinergi program di daerah. Surat Edaran Mendikbudristek Nomor 8 Tahun 2022 secara eksplisit meminta dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota untuk melakukan hal ini. Sinergi ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik dari sektor pendidikan, keuangan, maupun pemerintah daerah.
Peran Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota
Dinas pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota memegang peran sentral sebagai koordinator dan fasilitator utama di lapangan:
- Sosialisasi dan Advokasi: Dinas pendidikan bertanggung jawab untuk menyosialisasikan Program KEJAR kepada seluruh satuan pendidikan di wilayahnya, memastikan semua kepala sekolah, guru, dan staf memahami tujuan dan mekanisme program.
- Fasilitasi Kerja Sama: Mereka berperan aktif dalam menjembatani kerja sama antara sekolah dengan bank-bank lokal atau agen Laku Pandai. Ini bisa berupa penyelenggaraan forum pertemuan, penyediaan data sekolah, atau membantu proses administrasi kerja sama.
- Monitoring dan Evaluasi: Dinas pendidikan perlu memantau progres implementasi Program KEJAR di setiap sekolah, mengidentifikasi kendala yang mungkin muncul, dan memberikan solusi atau bantuan teknis yang diperlukan. Evaluasi berkala akan membantu mengukur efektivitas program dan area yang perlu ditingkatkan.
- Penyediaan Data: Mengumpulkan data pelajar yang sudah memiliki rekening dan berkoordinasi dengan bank untuk data pembukaan rekening baru.
Sinergi Antar-Pemangku Kepentingan Daerah
Implementasi KEJAR memerlukan sinergi yang kuat antara:
- Pemerintah Daerah (Pemda): Mulai dari Gubernur hingga Bupati/Walikota, Pemda perlu memberikan dukungan kebijakan dan anggaran untuk program ini. Mereka dapat menginisiasi peraturan daerah yang mendukung inklusi keuangan pelajar atau mengalokasikan dana untuk program literasi keuangan tambahan.
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Daerah: OJK adalah regulator di sektor jasa keuangan. OJK daerah berperan dalam memastikan bank-bank dan agen Laku Pandai mematuhi regulasi terkait produk pelajar dan memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat sekolah. Mereka dapat menjadi mitra dalam program literasi keuangan.
- Bank-Bank Daerah: Bank-bank lokal, baik BPD (Bank Pembangunan Daerah) maupun bank umum lainnya, adalah mitra utama dalam penyediaan produk Simpel/Simpel iB dan layanan perbankan. Mereka perlu proaktif dalam menjangkau sekolah-sekolah dan menawarkan kemudahan dalam pembukaan rekening.
- Masyarakat dan Komite Sekolah: Orang tua dan komite sekolah memiliki peran penting dalam mendukung anak-anak mereka untuk membuka rekening dan menabung secara rutin. Mereka juga dapat menjadi jembatan komunikasi antara sekolah dan pihak bank.
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Komunitas: Beberapa LSM atau komunitas fokus pada literasi keuangan. Mereka dapat diajak berkolaborasi untuk menyelenggarakan program edukasi yang lebih kreatif dan menarik bagi pelajar.
Studi Kasus Keberhasilan Lokal
Beberapa daerah mungkin telah memiliki pengalaman sukses dalam mengimplementasikan program serupa atau memiliki tingkat inklusi keuangan pelajar yang tinggi. Dinas pendidikan dapat belajar dari praktik terbaik ini, mengadaptasinya, dan menyebarluaskannya ke sekolah-sekolah lain. Contohnya, ada sekolah yang berhasil mengintegrasikan menabung rutin sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler, atau yang bekerja sama dengan bank untuk membuka “mini-bank” di lingkungan sekolah.
Kolaborasi yang kuat ini akan menciptakan ekosistem yang mendukung, memastikan bahwa Program KEJAR tidak hanya menjadi kebijakan di atas kertas, tetapi benar-benar terimplementasi secara efektif hingga ke pelosok daerah, menjangkau setiap pelajar dan membekali mereka dengan keterampilan finansial yang esensial. Dengan demikian, Program KEJAR akan menjadi salah satu pilar pembangunan karakter dan ekonomi bangsa di masa depan.
Transformasi Pendidikan untuk Generasi Sadar Finansial: Perspektif Masa Depan
Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) bukan hanya tentang membuka rekening, melainkan sebuah langkah transformatif dalam pendidikan yang bertujuan mencetak generasi muda yang lebih sadar finansial dan memiliki kemandirian ekonomi. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan menuai hasil positif bagi individu maupun negara.
Membangun Kemandirian Finansial Sejak Dini
Generasi muda saat ini akan menghadapi tantangan ekonomi yang lebih kompleks di masa depan, mulai dari inflasi, investasi digital, hingga risiko finansial. Dengan bekal literasi keuangan sejak dini, mereka akan:
- Mampu Membuat Keputusan Finansial yang Tepat: Tidak mudah tergoda oleh tawaran pinjaman instan atau investasi bodong.
- Memiliki Perencanaan Keuangan: Mampu menyusun anggaran, menabung untuk tujuan jangka panjang (misalnya pendidikan lanjutan atau modal usaha), dan mengelola utang (jika ada) dengan bijak.
- Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan: Pemahaman tentang keuangan dapat menumbuhkan minat pada dunia usaha dan mengelola risiko finansial.
Program KEJAR secara konkret membimbing mereka untuk melangkah ke dunia keuangan formal, sebuah dunia yang seringkali terasa asing atau menakutkan bagi sebagian orang dewasa sekalipun. Dengan adanya pengalaman langsung melalui rekening tabungan, kekhawatiran tersebut dapat diminimalisir.
Peran Guru sebagai Agen Perubahan
Dalam konteks ini, peran guru menjadi sangat krusial. Mereka tidak hanya mendidik akademik, tetapi juga menjadi agen perubahan yang menanamkan kebiasaan dan pemahaman finansial. Guru dapat:
- Memberikan Teladan: Dengan menunjukkan pentingnya menabung dan mengelola keuangan pribadi.
- Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung: Mengintegrasikan diskusi tentang uang, tabungan, dan nilai ekonomi ke dalam kelas.
- Menjadi Fasilitator: Membantu siswa memahami produk bank Simpel, mengisi formulir, dan menjawab pertanyaan dasar mereka tentang perbankan.
Pelatihan bagi guru mengenai literasi keuangan juga penting agar mereka memiliki pemahaman yang memadai untuk mentransmisikan pengetahuan ini kepada siswa.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Tentu saja, implementasi Program KEJAR tidak lepas dari tantangan. Beberapa di antaranya meliputi:
- Jangkauan ke Seluruh Pelosok: Memastikan semua siswa, termasuk yang berada di daerah sangat terpencil, memiliki akses ke layanan perbankan.
- Keberlanjutan Program: Menjaga semangat dan keberlanjutan program agar tidak hanya menjadi tren sesaat.
- Kurikulum Literasi Keuangan yang Komprehensif: Mengembangkan kurikulum literasi keuangan yang lebih terstruktur dan menarik di setiap jenjang pendidikan.
- Pembaruan Teknologi: Memanfaatkan teknologi digital untuk memudahkan proses pembukaan rekening, transaksi, dan edukasi keuangan.
Namun, harapan yang diemban Program KEJAR jauh lebih besar daripada tantangannya. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana masyarakatnya tidak hanya cerdas dan inovatif, tetapi juga tangguh secara ekonomi. Dengan menanamkan budaya menabung dan literasi keuangan sejak dini, pemerintah sedang membangun pondasi yang kuat untuk kemakmuran dan keberlanjutan bangsa di masa depan. KEJAR adalah investasi pada generasi masa depan, sebuah investasi yang akan melahirkan individu-individu yang lebih mandiri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi dinamika global.
Kesimpulan
Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) yang diakselerasi implementasinya melalui Surat Edaran Mendikbudristek Nomor 8 Tahun 2022 adalah inisiatif strategis pemerintah yang krusial dalam membangun karakter budaya menabung dan meningkatkan literasi keuangan di kalangan peserta didik jenjang SD hingga SMK. Berlandaskan pada Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan Hari Indonesia Menabung, program ini bertujuan memastikan setiap pelajar memiliki rekening tabungan di bank formal. Upaya ini didukung penuh oleh kerja sama dengan sektor perbankan (terutama melalui produk Simpel/Simpel iB), agen Laku Pandai, bahkan mendorong koperasi sekolah untuk menjadi fasilitator layanan keuangan. Lebih dari sekadar pembukaan rekening, KEJAR merupakan bagian integral dari pendidikan literasi keuangan yang membekali generasi muda dengan keterampilan penting untuk mengelola finansial secara bijak sejak dini. Melalui kolaborasi kuat antara dinas pendidikan, pemerintah daerah, OJK, dan bank, program ini diharapkan mampu menjangkau seluruh pelajar, menciptakan fondasi kokoh bagi kemandirian finansial dan kemakmuran bangsa di masa depan.
Dapatkan update terbaru seputar dunia pendidikan langsung dari ponsel Anda:
✅ Info terbaru Kurikulum Merdeka
✅ Format KKTP, Modul Ajar, ATP siap pakai
✅ Contoh administrasi guru lengkap
✅ Materi dan soal latihan untuk SD–SMA
✅ Tips dan berita pendidikan terpercaya
Semua bisa Anda akses gratis dan praktis lewat saluran WhatsApp kami. Jangan lewatkan informasi penting untuk guru, orang tua, dan siswa! 📲 Klik & bergabung sekarang untuk tidak ketinggalan info penting! — BERGABUNG SALURAN WHATSAPP