Kunci Jawaban Menentukan Ide Pokok Dan Ide Penjelas Teks Biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia

Kunci Jawaban Menentukan Ide Pokok Dan Ide Penjelas Teks Biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia – Halo sobat kurikulum merdeka.id, pembahasan kali ini kalian akan belajar tentang ide pokok dan ide penjelas pada teks biografi.

Sebelum masuk dalam pembahasan soal, kalian baca dan pahami terlebih dahulu materi tentang ide pokok dan ide penjelas. Setelah itu untuk latihan kalian akan ide pokok dan ide penjelas teks biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia yang ada pada pembahasan sebelumnya.

Langsung saja kita akan masuk dalam pembahasan soal tentang kunci jawaban menentukan ide pokok dan ide penjelas teks biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia yang terdapat pada buku Bahasa Indonesia kelas X yaitu buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X.  Yuk kita simak bersama !

Kunci Jawaban Menentukan Ide Pokok Dan Ide Penjelas Teks Biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia Halaman 124

Kegiatan 2

Untuk memahami sebuah teks biografi, kalian perlu memperhatikan ide pokok dan ide penjelas di dalamnya. Ide pokok merupakan sebuah topik yang menjadi pokok atau inti pengembangan suatu paragraf. Karena itu, bentuk kalimatnya bersifat umum. Letak ide pokok umumnya mengikuti keberadaan kalimat utama, yaitu bisa pada awal paragraf (deduktif), pada akhir paragraf (induktif), atau campuran keduanya. Berikut ini contoh letak ide pokok pada paragraf deduktif dan induktif.

Baca Juga : Kunci Jawaban Soal dari Teks Biografi Ki Hadjar Dewantara

1. Ide pokok pada paragraf deduktif

Aman Datuk Madjoindo lebih dikenal sebagai penulis cerita anak-anak. Ketenarannya sebagai penulis cerita anak disebabkan profesinya sebagai pengasuh rubrik cerita anak-anak di majalah Panji pustaka. Di majalah mingguan itu, ia sering memublikasikan cerita anak. Sudah tidak terhitung jumlah cerita anak yang telah ditulisnya selama bekerja di majalah tersebut.

— Ide pokok: Aman Datuk Madjoindo penulis cerita anak

— Kalimat utama: Aman Datuk Madjoindo lebih dikenal sebagai penulis cerita anak-anak

— Ide penjelas:

— Ketenarannya karena mengasuh rubrik cerita di Panji Pustaka.

— Ia sering memublikasikan cerita anak.

— Tidak terhitung jumlah cerita anak yang ditulisnya.

2. Ide pokok pada paragraf induktif

Kartini saat itu menganggap wanita pribumi banyak yang tidak memiliki pendidikan layak sehingga tidak mengenal baca tulis. Mereka juga sering mendapat perlakuan diskriminasi jenis kelamin. Selain itu, Wanita pribumi juga kerap tidak mendapatkan persamaan hak, kebebasan berpendapat, dan kesetaraan hukum. Itulah beberapa alasan Kartini yang bercita-cita ingin memajukan wanita Indonesia.

— Ide penjelas:

— Kartini menganggap wanita pribumi tidak memiliki pendidikan.

— Mereka mendapat perlakukan diskriminasi.

— Wanita pribumi tidak mendapat persamaan hak, kebebasan berpendapat, dan kesetaraan hukum.

— Kalimat utama: Itulah beberapa alasan Kartini yang bercita-cita ingin memajukan wanita Indonesia.

— Ide pokok: Alasan Kartini ingin memajukan wanita Indonesia.

Setelah memahami penjelasan di atas, kalian dapat berlatih untuk menemukan ide pokok dan ide penjelas dalam teks biografi pada kegiatan menyimak. Guru atau salah satu teman sekelompok dapat membacakan teks biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia di atas. Pahami dan catat informasi penting di dalamnya. Tentukan ide pokok dan ide penjelas dalam teks tersebut. Hasil kegiatan tersebut kemudian dapat

didiskusikan dalam kelompok dan presentasikan di depan kelas.

Tabel 5.2 Isian ide pokok dan ide penjelas teks biografi

Kunci Jawaban Menentukan Ide Pokok Dan Ide Penjelas Teks Biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia

Baca Juga : Kunci Jawaban Merumuskan Karakteristik Biografi dari Teks Biografi I Gusti Ngurah Rai

Jawaban :

Paragraf 1 Ide Pokok Ide Penjelas
Nama Ki Hadjar Dewantara bukanlah nama pemberian orang tuanya sejak lahir. Nama aslinya ialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang lahir di Yogyakarta, tanggal 2 Mei 1889.

 

Ia dibesarkan di lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Saat berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, barulah berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.

 

Hal ini dimaksudkan agar dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.

 

Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).

 

Lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak dapat ia selesaikan.

 

Paragraf 2 Ide Pokok Ide Penjelas
Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis andal. Kemampuan menulisnya terasah ketika ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

 

Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.

 

Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik.

 

Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.

 

Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Baca Juga : Kunci Jawaban Pengertian Biografi dari Beberapa Sumber

Paragraf 3 Ide Pokok Ide Penjelas
Pada tanggal 25 Desember 1912, mereka mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Selain itu, pada bulan November 1913, Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda.

 

Salah satunya adalah dengan menerbitkan tulisan berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was” (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga).

 

Kedua tulisan tersebut menjadi tulisan terkenal hingga saat ini.

Tulisan “Seandainya Aku Seorang Belanda” dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker.

 

Paragraf 4 Ide Pokok Ide Penjelas
Akibat aktivitas dan tulisannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jenderal Idenburg menjatuhkan hukuman pengasingan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo, rekan seperjuangannya, menerbitkan tulisan yang bernada membela Ki Hadjar Dewantara.

 

Mengetahui hal ini, Belanda pun memutuskan untuk menjatuhi hukuman pengasingan bagi keduanya.

Douwes Dekker dibuang di Kupang sedangkan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Pulau Banda.

 

Namun, mereka menghendaki dibuang ke negeri Belanda karena di sana mereka dapat mempelajari banyak hal daripada di daerah terpencil.

 

Akhirnya, mereka diizinkan ke negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman.

 

Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran sehingga Ki Hadjar Dewantara berhasil memperoleh Europeesche Akte.

 

Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah air.

Baca Juga : Kunci Jawaban  Memasangkan Balon Ucapan dengan Orang yang Tepat

Paragraf 5 Ide Pokok Ide Penjelas
Di tanah air, Ki Hadjar Dewantara semakin mencurahkan perhatiannya di bidang Pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya, dia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922.

 

Taman Siswa ialah suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk dapat memperoleh hak pendidikan, seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

 

Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air serta berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

 

Paragraf 6 Ide Pokok

 

Ide Penjelas

 

Selama aktif di Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara juga tetap rajin menulis. Tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke Pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan.

 

Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

 

Kegiatan menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan Jepang.

 

Saat Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hadjar ditunjuk untuk menjadi salah seorang pimpinan bersama Ir. Soekarno, Drs.Mohammad Hatta, dan K.H. Mas Mansur.

Baca Juga : Kunci Jawaban Menentukan Jenis Paragraf pada Teks “Pentingnya Air bagi Tubuh Kita”

Paragraf 7 Ide Pokok Ide Penjelas
Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah dan stabilitas pemerintahan sudah terbentuk, Ki Hadjar Dewantara kemudian dipercaya oleh Presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Melalui jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara semakin leluasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada.

 

Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, tepatnya pada tanggal 28 April 1959, Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.

 

Paragraf 8 Ide Pokok Ide Penjelas
Untuk mengenang jasa-jasa dan melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara, pihak penerus perguruan Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta. Museum ini memamerkan benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar Dewantara sebagai pendiri Taman Siswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa.

 

Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan, dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Baca Juga : Kunci Jawaban Membandingkan Informasi pada Teks dengan Teks Visual

Paragraf 9 Ide Pokok Ide Penjelas
Kini, nama Ki Hadjar Dewantara diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (Bapak Pendidikan Nasional). Ajarannya, yakni tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), dan ing ngarsa sung tulada (di depan memberi teladan) akan selalu menjadi dasar pendidikan di Indonesia.

Selain itu, tanggal dan bulan kelahirannya, 2 Mei, dijadikan hari Pendidikan Nasional.

Bahkan, pada tanggal 28 November 1959 Ki Hadjar Dewantara juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959.

Kesimpulan

Demikianlah pembahasan tentang kunci jawaban menentukan ide pokok dan ide penjelas teks biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia yang terdapat pada pada buku Bahasa Indonesia kelas X yaitu buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X. Semoga dengan pembahasan soal di atas dapat menambah pengetahuan mengenai memahami tentang ide pokok dan ide penjelas dalam teks. Sehingga akan lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan selanjutnya. Selamat belajar !

Baca Juga : Kunci Jawaban Melengkapi Tabel Identifikasi Masalah yang Dialami Tokoh Cerita Garuk-Garuk

Disclaimer : Jawaban dalam pembahasan soal di atas merupakan salah satu referensi dalam menjawab soal dan bukan sebagai acuan utama. Oleh karena itu jawaban di atas tidak mutlak kebenarannya dan masih bisa dikembangkan.

Tinggalkan komentar