Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan –Â Selamat datang, para pembelajar muda yang haus akan ilmu! Pernahkah kalian berpikir, bagaimana makanan lezat yang kita santap bisa berubah menjadi energi yang membuat kita bisa belajar, bermain, dan beraktivitas? Jawabannya terletak pada sebuah sistem yang luar biasa kompleks dan efisien di dalam tubuh kita: sistem pencernaan. Sistem ini adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang bekerja tanpa henti, mengubah setiap suapan menjadi nutrisi vital yang menopang kehidupan kita. Memahami cara kerja organ pencernaan manusia bukan hanya sekadar pelajaran biologi, tetapi juga kunci untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Artikel ini akan membawa kalian menyelami dunia organ pencernaan, mulai dari anatominya yang menakjubkan, proses kerjanya yang rumit, hingga hubungannya yang erat dengan makanan yang kita konsumsi dan kesehatan kita secara keseluruhan.
Bayangkan tubuh kita sebagai sebuah pabrik canggih. Makanan adalah bahan bakunya, dan sistem pencernaan adalah lini produksi utamanya. Tanpa sistem ini, nutrisi dari makanan tidak akan bisa diserap dan dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh. Akibatnya, kita akan kekurangan energi, mudah sakit, dan pertumbuhan pun terhambat. Oleh karena itu, mari kita pelajari lebih dalam tentang organ-organ vital ini, bagaimana mereka berkolaborasi, dan apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga mereka tetap sehat dan berfungsi optimal. Siap untuk petualangan ilmiah ini? Mari kita mulai!
Mengenal Lebih Dekat: Anatomi Organ Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan manusia adalah serangkaian organ yang membentuk saluran panjang, membentang dari mulut hingga anus. Setiap organ memiliki peran spesifik yang saling melengkapi untuk memecah makanan menjadi molekul-molekul kecil yang dapat diserap. Mari kita telusuri satu per satu.
1. Mulut (Cavum Oris)
Perjalanan makanan dimulai dari mulut. Di sinilah proses pencernaan, baik mekanis maupun kimiawi, pertama kali terjadi. Secara mekanis, gigi kita berfungsi untuk mengunyah dan menghancurkan makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Ada berbagai jenis gigi dengan fungsi yang berbeda: gigi seri untuk memotong, gigi taring untuk merobek, dan gigi geraham untuk menggilas. Sementara itu, lidah berperan penting dalam membantu menggerakkan makanan saat mengunyah, merasakan rasa makanan, dan mendorong makanan ke tenggorokan. Lidah juga membantu dalam proses berbicara.
Pencernaan kimiawi di mulut dimulai dengan bantuan kelenjar ludah. Ada tiga pasang kelenjar ludah utama: parotis, submandibularis, dan sublingualis, yang menghasilkan air liur (saliva). Air liur mengandung enzim amilase (ptialin) yang mulai memecah karbohidrat kompleks (pati) menjadi gula yang lebih sederhana. Selain itu, air liur juga berfungsi melumasi makanan agar mudah ditelan, membersihkan mulut, dan mengandung zat antibakteri yang melindungi dari infeksi. Tanpa air liur yang cukup, proses mengunyah dan menelan akan menjadi sangat sulit, dan risiko masalah gigi serta gusi pun meningkat.
2. Faring dan Esofagus (Kerongkongan)
Setelah makanan dikunyah dan bercampur dengan air liur membentuk bolus (gumpalan makanan), lidah akan mendorongnya ke faring, atau tenggorokan. Faring adalah persimpangan antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Di sini, ada katup kecil bernama epiglotis yang secara otomatis akan menutup saluran pernapasan (trakea) saat kita menelan, memastikan makanan masuk ke saluran pencernaan (esofagus) dan tidak tersedak ke paru-paru. Ini adalah mekanisme perlindungan yang sangat penting.
Dari faring, bolus makanan bergerak menuju esofagus atau kerongkongan. Esofagus adalah tabung berotot sepanjang sekitar 25 cm yang menghubungkan faring dengan lambung. Makanan tidak hanya jatuh karena gravitasi, melainkan didorong oleh serangkaian kontraksi otot yang berirama, yang dikenal sebagai gerak peristaltik. Gerak peristaltik ini sangat efisien sehingga kita bahkan bisa menelan makanan sambil berdiri terbalik! Di ujung bawah esofagus, terdapat sfingter esofagus bawah (LES) yang berfungsi sebagai katup, mencegah makanan dan asam lambung naik kembali ke esofagus.
3. Lambung (Gaster)
Setelah melewati esofagus, makanan tiba di lambung, sebuah organ berbentuk kantung J yang terletak di bagian kiri atas rongga perut. Lambung memiliki kapasitas sekitar 1-1,5 liter dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara serta pengaduk makanan. Dinding lambung sangat berotot dan mampu berkontraksi kuat untuk mengaduk makanan dengan cairan pencernaan.
Di lambung, terjadi pencernaan mekanis lanjutan melalui kontraksi otot, dan pencernaan kimiawi yang intens. Kelenjar di dinding lambung menghasilkan getah lambung, yang terdiri dari:
- Asam klorida (HCl): Asam yang sangat kuat ini berfungsi membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya yang masuk bersama makanan, serta menciptakan lingkungan asam yang optimal untuk kerja enzim pepsin.
- Enzim pepsin: Enzim ini mulai memecah protein menjadi rantai asam amino yang lebih pendek (peptida).
- Enzim renin: Pada bayi, enzim ini membantu menggumpalkan protein susu.
- Mukus (lendir): Lapisan lendir ini melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam klorida yang sangat korosif.
Makanan yang telah dicerna sebagian di lambung, bercampur dengan getah lambung, akan membentuk massa semi-cair yang disebut kimus (chyme). Kimus ini kemudian secara bertahap dilepaskan ke usus halus melalui sfingter pilorus.
4. Usus Halus (Intestinum Tenue)
Usus halus adalah organ pencernaan terpanjang, membentang sekitar 6-7 meter pada orang dewasa. Di sinilah sebagian besar penyerapan nutrisi terjadi. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian utama:
- Duodenum (Usus Dua Belas Jari): Bagian pertama sepanjang sekitar 25-30 cm ini adalah tempat kimus dari lambung bercampur dengan cairan pencernaan dari pankreas dan empedu dari hati/kandung empedu. Di sini, pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak berlanjut dengan intens.
- Jejunum (Usus Kosong): Bagian tengah sepanjang sekitar 2,5 meter ini adalah tempat utama penyerapan nutrisi. Dinding jejunum memiliki banyak lipatan dan tonjolan kecil seperti jari yang disebut vili, yang permukaannya dilapisi lagi oleh mikrovili. Struktur ini secara drastis meningkatkan luas permukaan penyerapan, memungkinkan penyerapan nutrisi yang sangat efisien.
- Ileum (Usus Penyerapan): Bagian terakhir sepanjang sekitar 3,5 meter ini melanjutkan penyerapan nutrisi yang tersisa, terutama vitamin B12 dan garam empedu. Ileum berakhir di katup ileosekal, yang mengontrol aliran sisa makanan ke usus besar dan mencegah refluks.
Di usus halus, berbagai enzim dari pankreas dan dinding usus bekerja sama untuk memecah makromolekul menjadi unit-unit terkecil yang siap diserap: karbohidrat menjadi monosakarida (glukosa), protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Nutrisi ini kemudian diserap melalui vili dan masuk ke aliran darah atau sistem limfatik.
5. Organ Aksesori Pencernaan: Pankreas, Hati, dan Kandung Empedu
Selain saluran pencernaan utama, ada beberapa organ aksesori yang sangat penting dalam proses pencernaan:
- Pankreas: Kelenjar besar di belakang lambung ini memiliki dua fungsi utama. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim pencernaan (amilase pankreas, lipase, tripsin, kimotripsin) yang dialirkan ke duodenum untuk memecah karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagai kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang mengatur kadar gula darah.
- Hati (Hepar): Organ terbesar di dalam tubuh ini memiliki ratusan fungsi vital, termasuk dalam pencernaan. Hati menghasilkan empedu, cairan hijau kekuningan yang berfungsi mengemulsi lemak (memecah gumpalan lemak besar menjadi tetesan kecil) di usus halus, sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim lipase. Selain itu, hati juga memproses nutrisi yang diserap dari usus, mendetoksifikasi zat berbahaya, menyimpan glikogen, dan memproduksi protein penting.
- Kandung Empedu (Vesica Fellea): Kantung kecil di bawah hati ini berfungsi menyimpan dan mengkonsentrasikan empedu yang dihasilkan hati. Saat ada makanan berlemak masuk ke usus halus, kandung empedu akan berkontraksi dan melepaskan empedu ke duodenum.
6. Usus Besar (Kolon)
Setelah sebagian besar nutrisi diserap di usus halus, sisa makanan yang tidak tercerna (terutama serat, air, dan sel-sel mati) masuk ke usus besar. Usus besar memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan dibagi menjadi sekum, kolon (asenden, transversum, desenden, sigmoid), dan rektum. Fungsi utama usus besar adalah:
- Penyerapan air dan elektrolit: Usus besar menyerap kembali sebagian besar air dan elektrolit dari sisa makanan, mengubahnya dari bentuk cair menjadi padat.
- Pembentukan feses: Sisa makanan yang telah kehilangan sebagian besar airnya akan membentuk feses (tinja).
- Produksi vitamin: Bakteri baik (mikrobioma usus) yang hidup di usus besar membantu memfermentasi sisa makanan dan menghasilkan beberapa vitamin, seperti vitamin K dan beberapa vitamin B.
Proses ini bisa memakan waktu 12 hingga 24 jam. Gerak peristaltik di usus besar lebih lambat dibandingkan di usus halus, memungkinkan waktu yang cukup untuk penyerapan air.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah bagian akhir dari usus besar, sepanjang sekitar 15 cm, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses sebelum dikeluarkan dari tubuh. Ketika rektum terisi, saraf akan mengirimkan sinyal ke otak, menimbulkan sensasi ingin buang air besar.
Anus adalah lubang di ujung saluran pencernaan yang dikelilingi oleh dua sfingter (otot melingkar), yaitu sfingter internal (involunter) dan sfingter eksternal (volunter). Sfingter ini mengontrol pengeluaran feses dari tubuh melalui proses defekasi. Kontrol volunter pada sfingter eksternal memungkinkan kita untuk menunda buang air besar hingga waktu dan tempat yang sesuai.
Tabel 1: Ringkasan Organ Pencernaan Utama dan Fungsinya
| Organ | Fungsi Utama | Pencernaan Mekanis/Kimiawi | Nutrisi yang Dicerna/Diserap |
|---|---|---|---|
| Mulut | Mengunyah, melumasi, memulai pencernaan karbohidrat | Mekanis (gigi), Kimiawi (amilase) | Mulai karbohidrat |
| Esofagus | Mendorong makanan ke lambung (peristaltik) | Mekanis (peristaltik) | – |
| Lambung | Menyimpan, mengaduk, memulai pencernaan protein, membunuh bakteri | Mekanis (kontraksi), Kimiawi (HCl, pepsin) | Mulai protein |
| Usus Halus | Pencernaan dan penyerapan sebagian besar nutrisi | Mekanis (segmentasi), Kimiawi (enzim pankreas & usus) | Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air |
| Pankreas | Menghasilkan enzim pencernaan dan hormon | Kimiawi (enzim) | – |
| Hati | Menghasilkan empedu, memproses nutrisi, detoksifikasi | Kimiawi (empedu) | – |
| Kandung Empedu | Menyimpan dan mengkonsentrasikan empedu | – | – |
| Usus Besar | Menyerap air dan elektrolit, membentuk feses | Mekanis (kontraksi) | Air, elektrolit |
| Rektum & Anus | Menyimpan feses, mengontrol defekasi | – | – |
Proses Pencernaan Makanan: Sebuah Orkestra yang Harmonis
Proses pencernaan adalah serangkaian tahapan yang terkoordinasi dengan sangat baik, melibatkan berbagai organ, enzim, dan hormon. Secara garis besar, pencernaan dapat dibagi menjadi dua jenis: pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi.
- Pencernaan Mekanis: Melibatkan gerakan fisik untuk memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Ini terjadi di mulut (mengunyah), esofagus dan lambung (peristaltik dan pengadukan), serta usus halus (segmentasi). Tujuan utamanya adalah meningkatkan luas permukaan makanan agar enzim pencernaan dapat bekerja lebih efektif.
- Pencernaan Kimiawi: Melibatkan penggunaan enzim untuk memecah molekul makanan kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana. Dimulai di mulut (amilase), berlanjut di lambung (pepsin), dan mencapai puncaknya di usus halus dengan bantuan enzim dari pankreas dan dinding usus.
Mari kita lihat alur lengkapnya:
- Ingesti (Menelan): Makanan masuk ke mulut.
- Pencernaan di Mulut: Makanan dikunyah dan dicampur dengan air liur. Amilase mulai memecah pati.
- Penelanan (Deglutisi): Bolus makanan didorong ke faring, lalu ke esofagus.
- Pergerakan di Esofagus: Gerak peristaltik mendorong bolus ke lambung.
- Pencernaan di Lambung: Makanan diaduk, dicampur dengan asam klorida dan pepsin. Protein mulai dipecah. Terbentuk kimus.
- Pencernaan di Usus Halus: Kimus masuk ke duodenum. Enzim dari pankreas (amilase, lipase, tripsin) dan empedu dari hati/kandung empedu bekerja. Enzim dari dinding usus (maltase, sukrase, laktase, peptidase) menyelesaikan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein.
- Penyerapan Nutrisi: Molekul-molekul kecil (glukosa, asam amino, asam lemak, gliserol, vitamin, mineral) diserap melalui vili di jejunum dan ileum, masuk ke aliran darah atau limfatik.
- Pencernaan di Usus Besar: Sisa makanan yang tidak tercerna masuk ke usus besar. Air dan elektrolit diserap kembali. Bakteri usus memfermentasi serat dan menghasilkan vitamin.
- Pembentukan dan Penyimpanan Feses: Sisa makanan menjadi feses dan disimpan di rektum.
- Defekasi (Pengeluaran): Feses dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
Seluruh proses ini diatur oleh sistem saraf dan hormon yang kompleks, memastikan setiap tahap berjalan pada waktu yang tepat dan dengan efisiensi maksimal. Ini adalah bukti nyata betapa menakjubkannya tubuh manusia!
Hubungan Erat Organ Pencernaan dengan Makanan
Apa yang kita makan memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap bagaimana organ pencernaan kita bekerja dan seberapa sehat mereka. Makanan adalah bahan bakar dan bahan bangunan bagi tubuh, dan sistem pencernaan adalah gerbang utama untuk mendapatkan manfaatnya.
1. Makronutrien dan Pencernaannya
- Karbohidrat: Sumber energi utama. Pencernaannya dimulai di mulut (amilase), berlanjut di usus halus (amilase pankreas, maltase, sukrase, laktase) hingga menjadi monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) yang diserap. Konsumsi karbohidrat kompleks (nasi merah, gandum utuh) lebih baik karena dicerna lebih lambat, memberikan energi stabil, dan kaya serat.
- Protein: Penting untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan produksi enzim/hormon. Pencernaannya dimulai di lambung (pepsin) dan berlanjut di usus halus (tripsin, kimotripsin, peptidase) hingga menjadi asam amino yang diserap. Sumber protein hewani (daging, telur, susu) dan nabati (kacang-kacangan, tempe, tahu) sangat penting.
- Lemak: Sumber energi terkonsentrasi, membantu penyerapan vitamin larut lemak (A, D, E, K), dan melindungi organ. Pencernaannya dimulai di usus halus dengan bantuan empedu (emulsifikasi) dan enzim lipase dari pankreas, hingga menjadi asam lemak dan gliserol yang diserap. Pilih lemak sehat seperti dari alpukat, minyak zaitun, dan ikan.
2. Mikronutrien, Serat, dan Air
- Vitamin dan Mineral: Meskipun tidak menghasilkan energi, mikronutrien ini sangat vital untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk membantu kerja enzim pencernaan. Sebagian besar diserap di usus halus. Kekurangan mikronutrien dapat mengganggu fungsi pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan.
- Serat: Bagian dari tumbuhan yang tidak dapat dicerna oleh enzim manusia. Ada dua jenis:
- Serat larut: Ditemukan di oat, kacang-kacangan, buah-buahan. Membentuk gel di saluran pencernaan, membantu menurunkan kolesterol dan gula darah.
- Serat tidak larut: Ditemukan di gandum utuh, sayuran. Menambah massa feses dan mempercepat pergerakan makanan melalui usus, mencegah sembelit.
Serat sangat penting untuk kesehatan usus besar dan mikrobioma usus.
- Air: Sangat krusial untuk pencernaan. Air melarutkan nutrisi, membantu pergerakan makanan, dan mencegah dehidrasi. Tanpa air yang cukup, feses bisa menjadi keras dan menyebabkan sembelit.
Memilih makanan yang seimbang dan bergizi adalah investasi terbaik untuk sistem pencernaan yang sehat. Hindari makanan olahan tinggi gula, garam, dan lemak tidak sehat yang dapat membebani organ pencernaan dan memicu peradangan.
Hubungan Organ Pencernaan dengan Kesehatan Tubuh
Kesehatan sistem pencernaan adalah cerminan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Ketika sistem ini terganggu, dampaknya bisa meluas ke berbagai aspek kesehatan kita, mulai dari energi, mood, hingga kekebalan tubuh.
1. Penyakit Umum Sistem Pencernaan
Beberapa masalah pencernaan yang sering terjadi antara lain:
- Maag (Dispepsia) dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease): Maag adalah peradangan pada lapisan lambung, sering disebabkan oleh bakteri H. pylori, penggunaan obat antiinflamasi, atau stres. GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus, menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn).
- Sembelit (Konstipasi): Kesulitan buang air besar, feses keras dan jarang. Sering disebabkan oleh kurangnya serat, dehidrasi, atau kurang aktivitas fisik.
- Diare: Feses encer dan sering. Bisa disebabkan oleh infeksi bakteri/virus, alergi makanan, atau intoleransi laktosa.
- Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS): Gangguan kronis yang menyebabkan nyeri perut, kembung, diare, atau sembelit. Penyebabnya kompleks dan sering dikaitkan dengan stres dan sensitivitas makanan.
- Radang Usus Buntu (Appendicitis): Peradangan pada usus buntu, kantung kecil yang menempel pada usus besar. Membutuhkan penanganan medis segera.
- Batu Empedu (Cholelithiasis): Pembentukan batu di kandung empedu yang dapat menyebabkan nyeri hebat dan masalah pencernaan lemak.
- Sirosis Hati: Kerusakan hati yang parah dan ireversibel, sering disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan atau hepatitis kronis.
2. Pentingnya Pola Makan Sehat
Pola makan adalah faktor paling dominan dalam menjaga kesehatan pencernaan. Mengonsumsi makanan yang kaya serat (buah, sayur, biji-bijian utuh), protein tanpa lemak, dan lemak sehat akan mendukung fungsi optimal setiap organ. Sebaliknya, makanan olahan, tinggi gula, tinggi lemak jenuh, dan rendah serat dapat memicu peradangan, mengganggu mikrobioma usus, dan menyebabkan berbagai masalah pencernaan.
3. Gaya Hidup Sehat dan Mikrobioma Usus
- Hidrasi Cukup: Minum air yang cukup sangat penting untuk melarutkan nutrisi, melancarkan pergerakan makanan, dan mencegah sembelit.
- Aktivitas Fisik Teratur: Olahraga membantu merangsang gerak peristaltik usus, mengurangi stres, dan meningkatkan sirkulasi darah ke organ pencernaan.
- Manajemen Stres: Stres memiliki dampak besar pada sistem pencernaan. Otak dan usus memiliki koneksi yang kuat (sumbu otak-usus). Stres dapat memperburuk gejala IBS, maag, dan masalah pencernaan lainnya. Teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu.
- Tidur Cukup: Kurang tidur dapat mengganggu ritme alami tubuh, termasuk ritme pencernaan.
- Mikrobioma Usus: Triliunan bakteri baik yang hidup di usus besar kita membentuk mikrobioma usus. Mereka berperan penting dalam mencerna serat, menghasilkan vitamin, dan melatih sistem kekebalan tubuh. Keseimbangan mikrobioma sangat penting; ketidakseimbangan (disbiosis) dapat berkontribusi pada berbagai penyakit, tidak hanya pencernaan tetapi juga autoimun, alergi, bahkan kesehatan mental. Mengonsumsi makanan probiotik (yogurt, kefir, tempe) dan prebiotik (bawang putih, bawang bombay, pisang) dapat membantu menjaga keseimbangan ini.
4. Tips Menjaga Kesehatan Organ Pencernaan
Untuk memastikan sistem pencernaan Anda bekerja dengan baik dan Anda tetap sehat, ikuti tips sederhana namun efektif ini:
- Makan Makanan Kaya Serat: Perbanyak konsumsi buah, sayur, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan.
- Minum Air yang Cukup: Pastikan Anda terhidrasi dengan baik sepanjang hari.
- Batasi Makanan Olahan dan Gula: Makanan ini dapat memicu peradangan dan mengganggu mikrobioma usus.
- Kunyah Makanan dengan Baik: Beri waktu bagi mulut untuk memulai proses pencernaan secara efektif.
- Makan Secara Teratur dan Porsi Kecil: Hindari makan berlebihan yang membebani lambung.
- Kelola Stres: Temukan cara sehat untuk mengatasi stres, seperti meditasi, hobi, atau olahraga.
- Berolahraga Secara Teratur: Aktivitas fisik membantu menjaga pergerakan usus.
- Hindari Merokok dan Batasi Alkohol: Keduanya dapat merusak lapisan saluran pencernaan.
- Konsumsi Probiotik dan Prebiotik: Dukung bakteri baik di usus Anda.
- Dengarkan Tubuh Anda: Perhatikan sinyal yang diberikan tubuh Anda dan jangan abaikan gejala masalah pencernaan.
Memahami organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan serta kesehatan adalah langkah awal yang krusial untuk menjalani hidup yang lebih berkualitas. Setiap suapan yang kita masukkan ke dalam mulut memiliki konsekuensi, baik positif maupun negatif, terhadap sistem yang luar biasa ini. Dengan menjaga pola makan yang sehat, gaya hidup aktif, dan mengelola stres, kita tidak hanya merawat organ pencernaan, tetapi juga berinvestasi pada kesehatan dan kesejahteraan kita di masa depan. Ingatlah, tubuh yang sehat dimulai dari pencernaan yang sehat!
Jangan lewatkan informasi pendidikan terbaru! Bergabunglah dengan Saluran WhatsApp kami sekarang: https://whatsapp.com/channel/0029VaoZFfj1Hspp1XrPnP3q dan Saluran Telegram kami: https://t.me/Infopendidikannew (Nama Saluran: INFO Pendidikan).
KUIS
1. Organ pencernaan yang memulai pencernaan kimiawi karbohidrat dengan enzim amilase adalah?
2. Gerakan otot berirama yang mendorong makanan melalui esofagus disebut?
3. Enzim yang berfungsi memecah protein di lambung adalah?
4. Bagian usus halus yang merupakan tempat utama penyerapan nutrisi adalah?
5. Organ aksesori yang menghasilkan empedu untuk mengemulsi lemak adalah?
6. Fungsi utama usus besar adalah?
7. Apa nama massa semi-cair yang terbentuk setelah makanan dicerna sebagian di lambung?
8. Selain menghasilkan enzim pencernaan, pankreas juga menghasilkan hormon apa yang mengatur gula darah?
9. Kekurangan serat, dehidrasi, atau kurang aktivitas fisik dapat menyebabkan kondisi pencernaan apa?
10. Triliunan bakteri baik yang hidup di usus besar dan berperan penting dalam kesehatan disebut?


