Memahami Makna Konotasi Kata Sifat dalam Teks Rumpang – Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kita tidak hanya belajar memahami arti kata secara langsung atau sebenarnya, tetapi juga arti kata yang mengandung makna tambahan atau tersirat. Makna seperti ini disebut makna konotasi. Dalam sebuah teks, khususnya teks rumpang, seringkali digunakan kata yang memiliki makna konotatif. Oleh karena itu, kita perlu belajar menentukan kata konotasi dari kata sifat dalam konteks kalimat agar bisa memahami isi bacaan dengan lebih tepat dan mendalam.
Rangkuman Materi: Apa Itu Makna Konotasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konotasi adalah makna tambahan atau makna lain di balik makna denotatif (makna sebenarnya). Konotasi sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan dalam teks sastra untuk memberikan kesan yang lebih kuat atau lebih halus terhadap suatu pernyataan.
Perbedaan Denotasi dan Konotasi:
Jenis Makna | Penjelasan | Contoh |
---|---|---|
Denotasi | Makna sebenarnya, sesuai kamus | “Emas itu mahal.” (logam mulia) |
Konotasi | Makna tambahan, bersifat kiasan | “Dia adalah anak emas di sekolah.” (anak kesayangan) |
Contoh Kata-Kata Konotasi dari Kata Sifat dan Penjelasannya:
Berikut ini adalah beberapa contoh kata konotasi yang berasal dari kata sifat, lengkap dengan arti sebenarnya:
-
Anak emas: anak kesayangan
-
Cuci tangan: melepaskan tanggung jawab
-
Anak kemarin sore: orang baru, belum berpengalaman
-
Lapang dada: menerima dengan ikhlas dan sabar
-
Angkat kaki: pergi atau keluar
-
Muka tebal: tidak punya rasa malu
-
Angkat tangan: menyerah
-
Gigit jari: kecewa
-
Besar mulut: suka membual atau membanggakan diri
-
Keras kepala: susah dinasihati, tidak mau mendengar
-
Berat hati: tidak ikhlas
-
Kepala dingin: tenang dan sabar
-
Rendah hati: tidak sombong
-
Rendah diri: tidak percaya diri
-
Tangan kanan: orang yang dipercaya
-
Ringan tangan: suka membantu
-
Berbunga-bunga: sangat senang
-
Bertangan besi: kejam, memimpin dengan keras
-
Bersilat lidah: pandai berbicara, kadang menipu
Cara Menentukan Kata Konotasi dalam Teks Rumpang
-
Baca dan pahami konteks kalimat.
-
Perhatikan emosi atau situasi yang digambarkan dalam kalimat.
-
Pilih kata konotatif yang maknanya sesuai dengan kalimat secara keseluruhan.
-
Pahami apakah kata tersebut bermakna positif atau negatif.
Contoh Soal dan Pembahasan
Contoh 1:
Sejak dipilih menjadi ketua kelas, sikap Edo mulai berubah. Ia sering memerintah seenaknya dan tidak mau mendengarkan saran orang lain. Banyak teman menyebutnya sebagai orang yang _______.
Jawaban yang tepat: keras kepala
Pembahasan:
Dari cerita, terlihat bahwa Edo tidak mau mendengarkan saran dan bertindak semaunya. Sifat seperti ini termasuk keras kepala. Kata keras kepala dalam kalimat ini bermakna konotasi, yaitu susah dinasihati.
Contoh 2:
Setelah pengumuman hasil lomba, wajah Rina tampak cerah dan hatinya _______. Ia sangat senang karena berhasil meraih juara pertama.
Jawaban yang tepat: berbunga-bunga
Pembahasan:
Kalimat ini menggambarkan perasaan bahagia. Kata berbunga-bunga merupakan kata konotatif untuk menggambarkan perasaan sangat senang.
Contoh 3:
Meski sebenarnya tidak ingin berpisah, dengan _______ Ayah melepas kepergian anaknya untuk merantau ke kota besar.
Jawaban yang tepat: berat hati
Pembahasan:
Ayah merasa sedih melepas anaknya pergi. Ungkapan berat hati menunjukkan rasa tidak ikhlas meskipun tetap dilakukan.
Contoh 4:
Pak Anton adalah orang yang _______. Ia tidak segan-segan menghukum keras siapa pun yang melanggar aturan.
Jawaban yang tepat: bertangan besi
Pembahasan:
Sikap Pak Anton yang keras dan tidak segan menghukum sesuai dengan makna konotatif bertangan besi, yaitu pemimpin yang tegas bahkan kejam.
Kesimpulan
Makna konotasi adalah makna tambahan yang bersifat kiasan atau tersirat dari suatu kata, termasuk kata sifat. Dalam teks rumpang, kita sering menemukan kata konotatif yang harus diisi dengan tepat agar kalimat menjadi utuh dan bermakna. Dengan memahami konteks kalimat dan mengenali jenis-jenis kata konotasi, kita bisa menentukan kata yang tepat dan memahami pesan tersembunyi dalam bacaan. Semakin sering kita membaca dan berlatih, semakin mudah pula kita menangkap makna tersirat dalam bahasa.