Landasan Filosofis dan Pedagogis Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial untuk Anak Sekolah Dasar

Landasan Filosofis dan Pedagogis Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial untuk Anak Sekolah Dasar – Di era digital seperti sekarang ini, anak-anak tidak hanya dituntut bisa membaca, menulis, dan berhitung. Mereka juga perlu memahami bagaimana teknologi bekerja. Dua kemampuan penting yang harus dikuasai sejak dini adalah koding dan kecerdasan artifisial (KA). Untuk memastikan kedua hal ini diajarkan dengan baik di sekolah dasar, pendidikan harus memiliki landasan filosofi dan pedagogi yang kuat. Artikel ini akan membahas dasar-dasar penting tersebut dalam bahasa yang sederhana agar mudah dipahami anak-anak dan semua kalangan.

Apa Itu Landasan Filosofis dalam Pendidikan?

Filsafat pendidikan adalah dasar berpikir yang membantu kita menentukan arah dan tujuan pembelajaran. Seperti yang dikatakan tokoh pendidikan John Dewey, pendidikan adalah proses panjang yang terus berkembang seiring pertumbuhan manusia. Pendidikan tidak pernah berhenti, karena manusia selalu belajar.

Ada empat pandangan atau mazhab utama filsafat pendidikan:

  1. Perenialisme: Menekankan pentingnya nilai-nilai abadi yang tidak lekang oleh waktu.
  2. Progresivisme: Menganggap pendidikan harus mengikuti perubahan zaman.
  3. Esensialisme: Fokus pada hal-hal dasar yang penting untuk semua orang.
  4. Rekonstruksionisme: Mendorong pendidikan untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik.

Di Indonesia, pemikiran ini sejalan dengan filsafat Ki Hadjar Dewantara yang menekankan bahwa pendidikan harus membebaskan, memanusiakan, dan membangun kemandirian peserta didik.

Mengapa Koding dan KA Perlu Landasan Filosofis?

Pembelajaran koding dan KA bukan sekadar belajar teknologi, tetapi juga membentuk manusia yang bermoral, kritis, dan cerdas. Filosofi pendidikan membantu memastikan:

  • Pendidikan mendukung kemajuan bangsa. Teknologi harus memperkuat budaya, keadilan, dan kemanusiaan.
  • Anak-anak tumbuh menjadi pribadi utuh. Tidak hanya pintar, tapi juga beriman, sehat, punya akhlak, dan mampu hidup rukun dengan orang lain.
  • Pendidikan menyesuaikan dengan zaman. Dunia terus berubah. Anak-anak perlu disiapkan untuk menghadapi tantangan global.

Pendidikan Harus Menyatu dengan Masyarakat

Pendidikan tidak boleh terpisah dari kehidupan nyata. Dalam hal ini, para ahli kurikulum seperti Oliva dan Gordon menyebutkan bahwa perubahan kurikulum mencerminkan perubahan masyarakat. Oleh karena itu, pelajaran koding dan KA harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman, teknologi, dan kehidupan sosial di sekitar kita.

Pembelajaran ini juga harus kontekstual, artinya menggunakan kejadian nyata di masyarakat sebagai bahan belajar. Misalnya, anak-anak bisa mempelajari bagaimana aplikasi transportasi online bekerja dengan sistem algoritma.

Apa Itu Landasan Pedagogis?

Pedagogi adalah ilmu tentang cara mengajar yang efektif. Dalam pembelajaran koding dan KA, pedagogi sangat penting agar anak-anak:

  • Mudah memahami materi
  • Aktif berpikir dan memecahkan masalah
  • Tidak hanya menghafal, tapi juga bisa menerapkan

Berikut ini adalah pendekatan-pendekatan pedagogis yang mendasari pembelajaran koding dan KA:

  1. Konstruktivisme (Piaget & Vygotsky): Anak membangun sendiri pemahamannya melalui pengalaman dan eksplorasi.
  2. Problem Based Learning: Anak belajar dengan menyelesaikan masalah nyata.
  3. Multiple Intelligences (Howard Gardner): Koding dan KA bisa melatih banyak jenis kecerdasan anak.
  4. Computational Thinking (Jeanette Wing): Melatih anak berpikir sistematis melalui empat langkah:
    • Decomposition (memecah masalah besar menjadi kecil)
    • Pattern recognition (mengenali pola)
    • Abstraction (menyaring informasi penting)
    • Algorithmic thinking (menyusun langkah-langkah solusi)
  5. Konektivisme (George Siemens): Anak belajar dari berbagai sumber digital dan berkolaborasi dengan orang lain secara daring.

Kaitan dengan Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran koding dan KA mendukung prinsip pembelajaran berdiferensiasi. Artinya, setiap anak bisa belajar sesuai minat dan kemampuannya. Ada anak yang suka desain, ada yang suka logika, dan semuanya bisa berkembang dalam bidang teknologi dengan caranya sendiri.

Kenapa Anak SD Perlu Belajar Koding dan KA?

  • Melatih logika dan berpikir sistematis
  • Mengasah kreativitas dan pemecahan masalah
  • Menyiapkan diri menghadapi masa depan teknologi
  • Belajar bekerja sama dalam tim dan menyelesaikan proyek nyata

Dengan landasan filosofi dan pedagogi yang tepat, pembelajaran ini bisa menyenangkan, bermakna, dan relevan bagi kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Landasan filosofis dan pedagogis adalah fondasi penting dalam pengembangan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial di tingkat sekolah dasar. Dari sisi filosofi, pembelajaran ini menumbuhkan manusia yang utuh dan mampu hidup sesuai nilai-nilai bangsa. Dari sisi pedagogis, pembelajaran ini melatih anak untuk berpikir logis, menyelesaikan masalah, dan belajar dari pengalaman nyata.

Jika diterapkan dengan benar, pendidikan koding dan KA akan membuka jalan bagi anak-anak Indonesia menjadi generasi yang tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga cerdas secara moral, sosial, dan spiritual. Dengan demikian, masa depan Indonesia akan lebih cerah, dipimpin oleh generasi yang adaptif, kreatif, dan berdaya saing tinggi.

Dapatkan update terbaru seputar dunia pendidikan langsung dari ponsel Anda:

✅ Info terbaru Kurikulum Merdeka
✅ Format KKTP, Modul Ajar, ATP siap pakai
✅ Contoh administrasi guru lengkap
✅ Materi dan soal latihan untuk SD–SMA
✅ Tips dan berita pendidikan terpercaya

Semua bisa Anda akses gratis dan praktis lewat saluran WhatsApp kami. Jangan lewatkan informasi penting untuk guru, orang tua, dan siswa! 📲 Klik & bergabung sekarang untuk tidak ketinggalan info penting! — BERGABUNG SALURAN WHATSAPP